Monday, February 12, 2007

Tamu Istimewa

Malam itu rombongan tamu datang ke rumah. Kaget juga, karena nggak ngetuk pintu dulu. Menyelinap masuk begitu saja. Dini hari pula!
Dengan gaya penerima tamu yang baik, mbakku mempersilakan tamu itu duduk.
“Selamat datang, silakan masuk, silakan duduk!”



Dan nggak sampai dua jam rumah kami sudah penuh tamu. Alhasil dini hari itu semua penghuni sibuk luar biasa. Menyisihkan barang-barang untuk tempat sang tamu yang semakin pagi semakin banyak. Kami mengalah untuk ngungsi ke lantai 2. Dini hari yang heboh!

Tamu istimewa ini datang lebih banyak setelah kedatangannya tahun 2002 lalu. Saya masih ingat 5 tahun lalu naik di atap becak sepulang dari kantor dan Ibu menunggu saya dari lantai 2 rumah dengan was-was. Soalnya tamu istimewa itu memenuhi jalan menuju perumahan hingga di muka pintu rumah. Minggu ini rumah kami 4 kali kedatangan tamu istimewa. Luar biasa capek meladeni mereka. Apalagi setelah mereka pulang kami harus bersih-bersih seluruh ruang rumah yang mirip kapal pecah. Tetapi tak semua kedatangan tamu istimewa itu membuat kesedihan. Buktinya banyak orang-orang komplek yang sengaja jalan-jalan keliling sambil membawa video atau digicam (bukan wartawan lho!) tapi mereka memang pengin mengabadikan moment indah bersama tamu istimewa. Anak-anak kecil bersenang-senang main bola, perahu buatan dari galon aqua atau berenang bersama tamu istimewa. Mereka juga berteriak-teriak takjub melihat kepiting, belut, ikan masuk ke dalam rumah.



Hampir seluruh Jakarta, Februari tahun ini kedatangan tamu istimewa. Prihatin melihat tamu-tamu itu mendesak pemilik rumah kelas menengah ke bawah berpindah ke tenda-tenda pengungsian, pinggir tol bahkan pemakaman. Ternyata tamu istimewa yang menyambangi Jakarta tahun ini tak main-main. Beberapa nyawa melayang dan hilang. Tak sedikit pula warga yang tak sempat menyelamatkan harta bendanya. “Semua kembali dari nol. Tapi kami beryukur masih hidup,” kata seorang teman di Tangerang.

Malam jum’at semua penghuni rumah kecapekan bersih-bersih dan saya tak bisa memejamkan mata. Saya nonton ROAD TO di TV sambil sms beberapa teman untuk menanyakan keadaan. Jawaban mereka : “gw masih ngungsi di lantai atas, lantai bwh setinggi perut! Listrik mati!”, “gw terjebak di rumah, semua jalan keluar tertutup. Listrik dan telpon almarhum. Gw melamun sambil nonton lilin meleleh!”



Tamu lima tahunan itu memang istimewa, tapi menyengsarakan. Daripada ribut saling menyalahkan, kita mulai dari diri sendiri. Buang sampah pada tempatnya dan menjaga lingkungan masing-masing. Semoga tamu istimewa itu nggak datang-datang lagi. Soalnya, bener-bener caaapeeek deh!

No comments: