Thursday, February 28, 2008

Kau Pergi, Kau Kucari


Minggu ini aku dapat kiriman cover novel baru melalui email. Draft novelnya sendiri sudah kubaca tahun lalu.
Novel berjudul “KAU PERGI, KAU KUCARI” terbitan Grasindo, masih gress, bergenre teenlit yang kemudian menjadi lini teentulalit. Pengarangnya Sony Asgar, sobat lama yang sekarang lagi melanjutkan S2 di Brisbane. Waktu baca draftnya, novel ini lucu habis, sampai aku dan teman-teman terpingkal-pingkal.
Tokohnya aneh dan agak syaraf kurasa. Hihihi. Tapi menjadi unik karena bercerita tentang Siti Nurbaya di abad kini. Habis terpingkal-pingkal aku malah membayangkan pengarangnya yang menurutku cool-cool aja. Kok bisa sih, dia lucu kayak gini kalo nulis? Tapi kalo menurut temannya sih, Asgar itu singkatan dari asli garing. Dan memang, mantan aktivis ITB ini sebenarnya asli garing. Kok malah ngomongin pengarangnya sih?
Okelah, kalau mau cari hiburan, jangan lupa masukkan ke keranjang belanja anda novel menghibur “KAU PERGI, KAU KUCARI”. Dijamin anda akan menjadi muda sepuluh tahun lagi karena banyak tertawa. Nah, gimana Kak Sony? Oke kan promosinya? :D Selamat ya! Meski bakalan sibuk ngerjain thesis, jangan lupa tetep bernovel ria! Kutunggu karya lanjutannya! :)








Monday, February 18, 2008

Mengagumi Puisi Cinta Sapardi

Malam sehabis hujan kali itu ada yang istimewa. Aku bersama beberapa teman menikmati puisi-puisi cintanya penyair kawakan Sapardi Djoko Damono di Graha Bakti Budaya TIM; Hujan Bulan Juni, Aku Ingin, Di Restoran dll. Musikalisasi puisi yang dinyanyikan Ari Malibu dan Reda Gaudimo sungguh indah. Luar biasa....

Imlek di Klenteng Petak IX

Aku agak ragu ketika teman photografer mengajak ke Klenteng Petak IX, Glodok Pancoran, untuk hunting foto Imlek. Biasalah, bulan Februari selalu saja hujan dan banjir di Jakarta. Tapi mikir-mikir, asyik juga nih?
Akhirnya berangkat juga pagi itu ke Glodok meski hujan. Transit di Blok M, naik busway ke arah Glodok. Teman baik yang lain sudah menjemput di dekat halte busway Glodok. Kita lalu berjalan menyusuri gang Petak IX.





Suasana Imlek langsung terasa begitu tiba di depan Klenteng. Aroma Hio begitu khas. Aku langsung tertarik pada episode (emangnya sinetron ya? hehe) pembagian angpau. Orang-orang penerima angpau berbaris di tertibkan petugas dengan gaya setengah membentak-bentak membuatku rada nggak nyaman mendengarnya. Seorang photografer mendekati kakek yang sudah letoy menunggu angpau dan mengajaknya ngobrol. Ternyata sang kakek berasal dari Kalideres dan sudah sejak kemarin sore menunggu pembagian angpau.

Usai melihat pembagian angpau yang dramatis kayak di sinetron, aku dan teman-teman masuk ke dalam Klenteng. Asap Hio langsung mengenai mataku (udah disarankan mengenakan kacamata, tapi aku lupa membawanya) dan menangislah aku. Orang-orang yang merayakan Imlek bersembahyang dengan khidmad sementara para photografer mengambil gambar.
Sampai sore aku menikmati suasana Imlek di Klenteng Petak IX. Banyak kisah memenuhi benakku. Hm, ternyata sungguh mengasyikkan menikmati hal-hal baru :)

(foto : Sutrisna Ramli)