Monday, February 19, 2007

Cinta Hakiki

Cinta adalah cinta adalah cinta adalah cinta. Itulah cinta hakiki yang terlalu sederhana jika dideskripsikan atau didefinisikan dengan bahasa manusia. Sebab ia adalah hujan yang membasahi bumi, menumbuhkan bebijian, memekarkan bebungaan, meranumkan bebuahan. Sebab ia adalah matahari yang menyinari bumi dan mengalirkan energinya hingga dunia mempertontonkan aneka gerak dinamis para penghuninya. Sebab ia adalah oksigen yang memenuhi paru-paru kita, ia adalah akal yang membuat kita berbeda dengan makhluk lain, ia adalah nurani yang membuat kita beradab.

Banyak orang mencari cinta, namun hanya sedikit yang mampu menggapai kehakikian. Cinta hakiki hanya dapat diselami oleh para perindu surga. Ia tak mungkin dimiliki dan dipahami oleh mereka yang hanya merindu dunia.

Siapakah dia penyelam cinta sejati? Ia adalah Rasulullah yang cintanya pada Allah membuat ia rela bersandingkan bulan dan matahari demi kejayaan dakwah. Ia yang rela tidur beralaskan pelepah kurma kasar, menggantungkan batu di perut untuk menahankan lapar dan berpeluh mengangkat karung gandum dengan bahunya sendiri demi menjadikan dirinya benderang dunia bagi sekalian makhluk. Dialah satu-satunya sosok manusia yang masih tetap lekat ingatan pada nasib umatnya meski urat-urat lehernya tengah teregang menahankan dasyatnya sakaratul maut. Ingkatkah kita padanya? Rindukah kita padanya? Cintakah kita padanya…?

Ia adalah Usman Bin Affan yang kekayaannya adalah berkah bagi kaum dhuafa. Ia yang merelakan 1000 kafilah unta penuh berisi bahan makanan dibagikan pada segenap penduduk Madinah yang membutuhkan demi memilih berniaga dengan balasan cinta hakiki. Ia adalah Abdullah bin Abbas yang muda usia namun luas ilmunya. Ia adalah Nasibah yang keperempuannya melindungi Rasulullah dalam perang Uhud. Ia adalah si gembala kecil yang membuat Umar menangis karena pertanyaannya: Fainallah…,saat diminta memerah susu kambing tanpa izin pemiliknya. Ia adalah Zainab Binti Jahsy yang keterampilannya berusaha membuat ia banyak bersedekah.

Dimanakah kini bisa kita temui sosok sosok perindu surga penyelam cinta hakiki?
Sujud-sujud panjang yang kita lakukan semoga menjelmakan kita menjadi pribadi baru yang lebih ikhlas, lebih sabar, lebih bersahaja, lebih bekerja keras, lebih bisa menghargai diri sendiri dan orang lain, lebih mudah empati, lebih bertanggungjawab, lebih bersyukur, lebih cerdas, dan tentu saja lebih ingat betapa Allah dan RasulNya amat sangat mencintai kita…

(sumber majalah Ummi)

1 comment:

The Bitch said...

duh, mbak...
baru sekarang baca definisi cinta yang keren sekali. ampe mrinding. biasanya aku ga suka ada orang menulis cinta yg bawa2 mahluk2 mulia itu.

Makasih ya, Mbak...


(=