Sunday, December 28, 2008

Jogja Never Ending Story


Aku masih duduk termangu di bangku penunggu Stasiun Tugu saat pengamen melagukan Yogyakarta-nya Kla Project. "Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu..."

Selalu begitu. Setiap kembali ke Jogja, aku merasa pulang ke pelukan masa lalu yang nyaman dan aman. Setelah letih memburu mimpi di Jakarta, aku selalu merindukan pulang ke Jogja, meski Jogga bukan tanah kelahiranku. Banyak hal yang tertinggal di sana, tentang jejak masa lalu, tentang kisah yang belum selesai dan tentang angan-angan yang terentang panjang. Aku tak bisa membandingkan Jogja dengan kota manapun, karena setiap saat aku berjanji untuk kembali, ke Jogja.

Setelah tiga tahun tak kembali, akhir tahun ini aku menyempatkan pulang ke Jogja. Banyak yang berubah pasca gempa dan tsunami. Parangtritis gersang dan pucat, jalanan Malioboro banyak tergilas bangunan-bangunan modern dan aku tak merasakan exotisme Jogja yang dulu. Tapi Jogja selalu menyuguhkan cerita bagiku. Kisahku satu persatu selalu berkaitan dengan Jogja, dari yang a hingga z. Tetapi sampai kapan Jogja hanya menjadi setting dalam semua cerita pribadiku? Saat menunggu kereta di Stasiun Tugu aku bertanya, mungkinkah Jogja akan menjadi sesuatu yang pasti dalam hidupku? Bukan hanya setting tanpa tokoh utama.

No comments: