
Laskar Pelangi menjadi sebuah fenomena. Penulisnya tidak berniat menjadi penulis atau menerbitkan buku itu, tapi kemudian meledak menjadi bacaan banyak kalangan. Andrea dalam sesi wawancara mengatakan, ia hanya ingin menulis buku sebagai hadiah untuk gurunya, namun seorang teman mencuri naskah itu dan mengirimkan ke penerbit. Dan begitulah jadinya. Laskar Pelangi cetak ulang beberapa kali dan membuat banyak orang histeris.
Saya justru terkesan dengan sikap Andrea yang sangat rendah hati. Dia bilang, "saya bukan penulis, saya belum pernah menulis cerpen sekalipun, saya hanya muncul karena kecelakaan. semua ini bisa terjadi karena guru saya, teman-teman saya dan tentu saja pembaca. sama sekali bukan karena saya. sekali lagi saya bukan penulis yang baik, bahkan bisa dibilang saya pembaca sastra yang buruk."
Sambil tersenyum malu-malu ketika pengunjung memintanya berdiri, Andrea mengatakan bahwa keseluruhan buku Laskar Pelangi berisi semangat tentang orang-orang kalangan marjinal namun tak ingin dimarjinalkan. Mereka berjuang meraih mimpi-mimpinya ketika banyak orang memiliki uang dan kesempatan justru memarjinalkan dirinya dengan kemalasan.
Siang itu saya melihat kerendahan hati seseorang makin bersinar ketika bersanding dengan kesuksesan. Seribu kali salut untuk Andrea!
No comments:
Post a Comment