Sunday, November 19, 2006

MENULIS

Setiap berkunjung ke kampung masa kecilku, selalu ada pertanyaan yang susah kujawab : “apa pekerjaanmu?”
Terkadang aku ingin menjawab ‘dokter’, tetapi takut kalau mereka datang berobat padaku. Atau ‘guru’, tetapi bagaimana kalau mereka menyuruhku mengajar? Satu kebohongan hanya akan melahirkan kebohongan-kebohongan berikutnya. Dan aku malas berkutat dalam kebohongan. Maka kurasa lebih baik aku mengaku saja, “dua tahun terakhir, aku seorang penulis lepas.”
“Apaan sih, penulis lepas?” tanya seseorang. “Bukankah memang tidak dipenjara?”

Beberapa tahun lalu ketika aku bekerja di sebuah perusahaan IT, aku juga kebingungan menjawab pertanyaan yang sama. Satu jawaban akan melahirkan seribu pertanyaan. Ujung-ujungnya seseorang menyahut, “oh, jadi pekerjaanmu menjual komputer?”
Aku terdiam saja. Kurasa ini hal terbaik ketimbang ngotot.

Beberapa profesi membuatmu bingung untuk menjelaskan deskripsi pekerjaannya kepada sebagian orang. Lalu mereka dengan enteng men-cap-mu, “bilang saja pengangguran, berbelit-belit banget jawabnya.” Atau: “ketimbang nganggur, dia menulis.”

Setiap pilihan selalu berhadapan dengan resiko. Begitu juga pilihan sebagai penulis.
Menurut Stephen King, menulis adalah pekerjaan orang kesepian. Punya seseorang yang memercayaimu dapat membuat perbedaan besar. Mereka tidak usah berkoar-koar, memercayai saja biasanya sudah cukup. Dan aku tidak hanya punya seseorang, tetapi satu keluarga. Mereka mendukungku penuh untuk berkembang. Menulis bagiku juga sebuah pencerahan di hari-hari yang suram, pertolongan di masa sulit, proses mengenali diri dan sebuah jalan untuk kembali hidup. Pendeknya, sebuah cara untuk bahagia.

seni datang dari imajinasi kreatif yang bekerja keras sambil bergembira.
- Stephen King

No comments: